http://dinsos.jatengprov.go.id
Hal terbaik yang bisa anda lakukan untuk orang lain bukanlah membagikan kekayaan anda, tetapi membantu ia untuk memiliki kekayaannya sendiri.
"Benjamin Disraeli"
Hal terbaik yang bisa anda lakukan untuk orang lain bukanlah membagikan kekayaan anda, tetapi membantu ia untuk memiliki kekayaannya sendiri.
"Benjamin Disraeli"
Semarang.
Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan positif dalam sepuluh tahun
terakhir. Sepanjang 2003-2013, pertumbuhan ekonomi berhasil mengangkat
8,75 juta orang dari garis kemiskinan. Pada 2003, angka kemiskinan
mencapai 37,30 juta jiwa dan turun menjadi 28,55 juta pada 2013.
Prestasi ini cukup menggembirakan, tetapi belum memuaskan.
Kemiskinan
hingga saat ini masih merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang
belum bisa terpecahkan secara tuntas. Sehingga dengan demikian Program
Penanggulangan Kemiskinan baik di Indonesia pada umumnya maupun di
Provinsi Jawa Tengah pada khususnya tetap merupakan salah satu program
yang mendesak untuk dilakukan.
Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS, September 2013) jumlah penduduk
miskin di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.704.870 jiwa atau 14,44 % dari
total penduduk Jawa Tengah.
Sudah
banyak program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di tahun 2013 Pemerintah
melaksanakan program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S)
dan Program Khusus lainnya dalam upaya menanggulangi permasalahan
kemiskinan yang muncul akibat adanya pengurangan subsidi Bahan Bakar
Minyak (BBM).
Program
P4S yang dilaksanakan berupa yang terdiri dari Raskin, Bantuan siswa
Miskin dan Program Keluarga Harapan. Sedangkan Program khusus lainnya
berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan Program
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P4I).
Untuk Provinsi Jawa Tengah pelaksanaan Program P4S dan program khusus lainnya di tahun 2013 dilaksanakan sebagai berikut:
A. Raskin
ØTujuan diberikannya Raskin adalah untuk Mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.
ØSasaran Program RASKIN di Jateng Tahun 2013 adalah berkurangnya beban pengeluaran 2.482.157
RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS yang dikelola dalam Basis Data Terpadu
TNP2K dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui pendistribusian
beras bersubsidi sebanyak 180 Kg/RTS/tahun atau setara dengan 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp1.600,00/kg netto di Titik Distribusi (TD).
B. Bantuan Siswa Miskin (BSM)
ØBSM adalah bantuan dari Pemerintah berupa sejumlah bantuan personal yang
diberikan secara langsung kepada siswa dari semua Jenjang Pendidikan
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) yang berasal dari keluarga miskin dan
rentan miskin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan dilaksanakannya program BSM ini adalah menghilangkan halangan bagi siswa miskin untuk memperoleh akses layanan pendidikan; mencegah angka putus sekolah & menarik siswa miskin untuk bersekolah kembali; membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pendidikan dan mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan pendidikan menengah universal. Sedangkan manfaat dari dilaksanakannya program BSM ini adalah anak
miskin dapat tetap mengakses pelayanan pendidikan terutama dalam
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan
menengah universal.
ØSasaran program BSM di Provinsi Jawa Tengah adalah 1.040.400 siswa SD, 398.300 siswa SMP dan 176.200 siswa SMA.
C. Program Keluarga Harapan (PKH)
ØPKH
adalah program pemberian bantuan tunai kepada rumah tangga sangat
miskin berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan
dengan melaksanakan kewajiban. Tujuan dari pelaksanaan program PKH ini
adalah mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan; meningkatkan
status kesehatan ibu dan anak di Indonesia; dan meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. Sedangkan manfaat dari
pelaksanaan program PKH ini adalah memberikan tambahan pendapatan income effect; memutus tali rantai kemiskinan melalui price effect dan insurance effect; mengurangi pekerja anak; meningkatkan pelayanan publik dan percepatan pencapaian MDGs.
ØSasaran
atau lokasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Jawa
Tengah meliputi 24 Kabupaten/Kota yaitu: Kab. Cilacap, Brebes,
Wonogiri, Pemalang, Sragen, Semarang, Rembang, Karanganyar, Purworejo,
Magelang, Temanggung, Demak, Tegal, Kendal, Banyumas, Klaten, Sukoharjo,
Pati, Kudus, Batang, Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Salatiga dan
Kota Semarang dengan total realisasi Rp. 728.984.724.000,- (Tujuh ratus
dua puluh delapan milyar sembilan ratus delapan puluh empat juta tujuh
ratus dua puluh empat rupiah) dengan sasaran 415.720 RTSM.
D. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
ØBLSM
merupakan bantuan tunai langsung sementara untuk membantu
mempertahankan daya beli Rumah Tangga Miskin dan rentan agar
terlindungi dari dampak kenaikan harga akibat penyesuaian harga BBM
Mekanisme pembayaran BLSM dibagi menjadi 2 kali yaitu pembayaran pertama
pada bulan Juni – Juli 2013 sebesar Rp 300.000 dan pembayaran ke dua
pada bulan September 2013 sebesar Rp 300.000 melalui PT.Pos Indonesia
dimana dalam pelaksanaannya melibatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK). Manfaat dari dilaksanakannya program BLSM ini adalah
untuk meringankan beban Rumah Tangga Miskin dalam memenuhi kebutuhan
hidup, transportasi dan keperluan lain dan merupakan solusi jangka
pendek untuk menhindarkan masyarakat miskin dari menjual aset, berhenti
sekolah dan mengurangi konsumsi makanan yang bergisi.
ØSasaran pelaksanaan program BLSM di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 2.482.157 RTS dengan jumlah nominal Rp. 744.647.100.000 (Tujuh ratus empat puluh empat milyar enam ratus empat puluh tujuh juta seratus ribu rupiah).
Realisasi pencairan BLSM tahap I di Provinsi Jawa Tengah sebanyak
2.470.375 RTS dengan jumlah nominal sebesar Rp. 741.112.500.000,- (Tujuh
ratus empat puluh satu milyar seratus dua belas juta lima ratus ribu
rupiah). Sedangkan untuk realisasi BLSM Tahap II sebanyak 2.466.850 RTS
dengan nominal Rp. 740.055.000.000,- (Tujuh ratus
empat puluh milyar lima puluh lima juta rupiah). Adanya sisa realisasi
yang tidak dicairkan diantaranya disebabkan karena proses pendataan yang
tidak tepat sasaran, dan adanya perubahan sasaran, yang awalnya di
tahap I masuk dalam RTS kemudian setelah mendapatkan BLSM taraf
kehidupannya menjadi meningkat.
Selain
program-program tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas
Sosial sudah melaksanakan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi
Jawa Tengah yang dilaksanakan dengan alokasi dana dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Belanja Pendapatan
Negara (APBN). Untuk tahun 2014, program penanggulangan kemiskinan yang
dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah adalah:
Ø Program
Peningkatan Kemampuan dan Ketrampilan Keluarga Rawan Sosial Ekonomi
(PKK-KRSE) sebanyak 3.500 KK (350 KUBE) yang tersebar di 17
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah (Kota Semarang, Kab. Grobogan, Kab. Blora,
Kab. Jepara, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Wonogiri, Kab.
Karanganyar, Kab. Pati, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap,
Kab. Kebumen, Kab. Pemalang, Kab. Kendal, Kab. Pekalongan dan Kab.
Brebes) dengan anggaran Rp. 4.250.000.000,- (Empat milyar dua ratus lima
puluh juta rupiah) dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Dari 3.500
KK calon penerima manfaat akan dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
dengan perincian 240 KUBE KRSE dan 110 KUBE WRSE.
Ø Program penanganan fakir miskin melalui kegiatan Pemberdayaan Sosial Komunitas
Adat Terpencil (PS-KAT) sebanyak 200 KK (20 KUBE) yang tersebar di 5
Kabupaten yang meliputi Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten
Sragen, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo dengan anggaran sebesar
Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).
Ø Penanggulangan
Kemiskinan Perdesaan dengan jumlah nominal Rp.
3.377.000.000,- (Tiga milyar tiga ratus tujuh puluh tujuh juta rupiah)
dengan sasaran 1.200 orang yang tergabung dalam 120 KUBE yang akan
mendapat fasilitasi bantuan @ Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah)
dengan lokasi kegiatan di Kabupaten Temanggung, Purworejo, Blora dan
Jepara.
Ø Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan dengan jumlah nominal Rp.
2.350.520.000,- (Dua milyar tiga ratus lima puluh juta lima ratus dua
puluh ribu rupiah) dengan sasaran 800 orang yang tergabung dalam 80 KUBE
yang akan mendapat fasilitasi bantuan @ Rp. 20.000.000,- (Dua puluh
juta rupiah) dengan lokasi kegiatan di Kabupaten Demak, Pati dan Kota
Pekalongan.
Meskipun
telah banyak program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan, ternyata
jumlah penduduk miskin tidak mengalami penurunan secara signifikan.
Menurut kajian yang dilakukan oleh Balitbang Provinsi Jawa Tengah,
kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penanggulangan kemiskinan dapat
diklasifikasikan dalam skala kebijakan, konsep, implementasi dan
partisipasi.
Dari
sisi kebijakan, banyak kebijakan yang dikeluarkan antar kementerian dan
antar dinas yang sama-sama bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan
tidak sinergis. Pada sisi konsep dan implementasi, program
penanggulangan kemiskinan yang dibuat sering tidak tepat sasaran serta
tidak adanya evaluasi terhadap keberhasilan program tersebut.
Meningkatnya
anggaran dan kegiatan kemiskinan tidak sebanding dengan penurunan
kemiskinan. Di satu sisi, politik anggaran baik di Pusat maupun Daerah
belum mendukung program penanggulangan kemiskinan karena adanya kendala
dalam menetapkan sasaran penanggulangan kemiskinan karena adanya kendala
dalam menetapkan sasaran penanggulangan kemiskinan.
Sementara
itu juga terdapat kendala yang muncul dari masyarakat miskin itu
sendiri, terkait dengan pola pikir, perilaku dan budaya yang tidak
mendukung perubahan. Sikap mental yang tidak mau berubah ini menjadi
tantangan utama.
Pembangunan
pola pikir dan sikap mental ini merupakan salah satu langkah yang
sangat penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Maka dalam konsep
kebijakan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan perlu menjadi
pendekatan utama dengan menguatamakan konsep kemandirian. Penanggulangan
kemiskinan sebaiknya tidak mengandalkan pemberian langsung seperti
Raskin dan BLSM, namun lebih mengutamakan unsur produktif yang tepat
sasaran dan spesifik yang salah satunya bisa dilakukan melalui
fasilitasi Usaha Ekonomi Produktif (UEP) melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE).
Kunci
keberhasilan penanggulangan kemiskinan dengan konsep peningkatan
produktivitas ini adalah tersedianya pasar bagi produk-produk masyarakat
miskin tersebut. Untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan
yang terintegrasi untuk menuju masyarakat Jawa Tengah yang semakin
sejahtera, berdikari dan hebat, perlu dukungan dari berbagai pihak,
terutama dukungan dari Pimpinan Daerah dan adanya sinergitas antara
Pemerintah, Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), Koperasi, Dunia
Usaha, Perguruan Tinggi dan Organisasi Sosial/Lembaga Swadaya
Masyarakat di Jawa Tengah.
(**Penulis: Diyani Kusumawati, Bidang Pemberdayaan Sosial)
0 komentar:
Posting Komentar